Pages

Thursday, January 26, 2017

Day 9 KF Writing Challenge: Surat untuk Tuhan (dan dia yang berada di sisiNya)

Tuhan,
Saya tuliskan surat ini sebagai curahatan hati, juga sebagai doa, doa umat, dan banyak umat, agar banyak yang turut mendoakan dan turut mengaminkan apa yang saya tuliskan ini.

Tuhan,
Tahun baru 2017 ini, seseorang yang begitu berharga bagi kami, seorang anak, adik, kakak, sahabat--orang terkasih di dunia ini--telah Kau panggil untuk kembali ke sisiMu.

Tuhan,
Titip dirinya agar Kau tempatkan di tempat yang terbaik di sisiMu. Kau pernah menitipkan dirinya pada kami di dunia ini. Kini, dengan segala kebaikan yang telah ia lakukan selama ini serta kemurahanMu, masukkanlah dirinya ke dalam golongan orang-orang spesial menuju surga. Terangkan dan lapangkanlah kuburnya.

*

Tuhan,
Dia yang saat ini bersamaMu adalah seorang yang baik. Jika ada yang tidak baik, itulah saya. Seorang kakak dengan kebanggaan berlebih. Seorang kakak yang bangga karena adiknya akhirnya mengikuti jejak dirinya untuk menjadi perantau saat kuliah. Menjalani hidup sendiri, mengurusi banyak hal sendiri.

Tuhan,
Seringkali saya mengajak dirinya untuk menjadi seorang yang kuat. Berkaca pada pengalaman saya sendiri, kemudian menyarankannya untuk mengambil langkah A B C untuk masa depannya. Langkah-langkah yang pasti akan banyak menyita waktu dan tenaganya. Sering juga saya mengajaknya untuk berani melakukan banyak hal. Melakukan hal-hal yang tak pernah ia lakukan sendiri sebelumnya. Karena saya saja bisa melakukannya sendiri, maka dia juga pasti bisa. Tapi, dia sering merasa malu dan takut. Jika ada saya, dia ingin saya saja yang melakukannya. Meski mengomel, pada akhirnya tetap saya yang melakukan. Tidak apa. Besok-besok, gilirannya untuk mencobanya sendiri dan berani.

Tuhan,
Saya merasa, saya sering mengajaknya untuk menjadi seseorang yang kuat. Saya kira, hal itu adalah benar untuk dilakukan.Kalau kita kuat dan memiliki banyak orang serta hubungan yang dapat menjadikan kita semakin kuat, jalan ke depan akan mulus, Itu yang saya pikirkan. Termasuk dalam hal memperkuat ketahanan fisik sendiri. Mengenai menjadi kuat ini, saya jadi bertanya-tanya lagi. Apa ada yang salah dengan konsepsi kuat itu?

Tuhan,
Apakah saya telah menyarankan hal-hal yang benar pada dirinya? Atau justru hanya menambah beban pikirannya yang mungkin saja telah penuh dengan hal-hal lain--tanpa harus saya tekankan tentang yang lain? 

*

Tuhan,
Saya tahu, sepanjang kami bersama selama hidupnya, banyak sekali hal yang saya lakukan padanya. Yang saya takutkan, hal-hal buruk saja yang terkenang di antara kami.

Tuhan,
Bagaimana ia melihat saya? Bagaimana ia menilai diri saya? Apakah ada kebaikan saya yang terkenang padanya? Di luar segala pertengkaran adik-kakak yang terjadi sepanjang kami bersama, baikkah saya padanya? Apakah saya menjadi sumber kekuatannya atau justru hanya menambah beban?

Tuhan,
Saya penasaran akan hal itu. Sangat penasaran. Namun, saya tidak akan pernah bisa mendapatkan jawabannya sekarang. Hanya Engkau dan dirinya yang damai di sisiMu yang mengetahui jawabannya.

Tuhan,
Jika pun saya tidak terkenang sebagai kebaikan, tolong baikkanlah. Maafkanlah. Ampunilah. Pada Engkau dan dirinya yang telah bersamaMu, baikkanlah.

*

Tuhan,
Saya mohon.

No comments: