Pages

Thursday, March 2, 2017

Temaram Bulan di Langit Kelam

Pernahkah kamu merasa siang begitu panjang, dan malam sangatlah singkat?

Pernahkah kamu begitu merindukan rembulan dan menggerutu saat mentari berseri?

Ada alasan mengapa aku memilih pekerjaan bergaji rendah hingga tak berjumpa dengan sang surya—utamanya, para makhluk yang berkeliaran berisik sepanjang hari. Pada saat langit menghitam pula, aku bisa leluasa bertemu denganmu.

Mulanya, aku tak terima. Tentang pertemuan kita hanya setelah dan sebelum adanya matahari. Padahal, kita sama-sama tahu. Kamu manusia. Kakimu menapak bumi. KTP dan SIM yang kau miliki valid. Rumahmu pun sudah kusambamgi—bukan semak belukar maupun hutan belantara.

Lantas, mengapa harus malam?

Kau kata, malam adalah waktu bersantai. Denganku, kau merasa santai.

Kau bilang, belaian udara malam yang sejuk membawa pikiranmu tenang. Dengan belaianku, kau dapatkan lebih dari sekadar ketenangan.

Yang paling utama, tentu saja.

Istri tua bersinar di bawah mentari, istri muda dengan temaram bulan di langit kelam.