Pages

Thursday, March 2, 2017

Temaram Bulan di Langit Kelam

Pernahkah kamu merasa siang begitu panjang, dan malam sangatlah singkat?

Pernahkah kamu begitu merindukan rembulan dan menggerutu saat mentari berseri?

Ada alasan mengapa aku memilih pekerjaan bergaji rendah hingga tak berjumpa dengan sang surya—utamanya, para makhluk yang berkeliaran berisik sepanjang hari. Pada saat langit menghitam pula, aku bisa leluasa bertemu denganmu.

Mulanya, aku tak terima. Tentang pertemuan kita hanya setelah dan sebelum adanya matahari. Padahal, kita sama-sama tahu. Kamu manusia. Kakimu menapak bumi. KTP dan SIM yang kau miliki valid. Rumahmu pun sudah kusambamgi—bukan semak belukar maupun hutan belantara.

Lantas, mengapa harus malam?

Kau kata, malam adalah waktu bersantai. Denganku, kau merasa santai.

Kau bilang, belaian udara malam yang sejuk membawa pikiranmu tenang. Dengan belaianku, kau dapatkan lebih dari sekadar ketenangan.

Yang paling utama, tentu saja.

Istri tua bersinar di bawah mentari, istri muda dengan temaram bulan di langit kelam.

Friday, January 27, 2017

Day 10 KF Writing Challenge: Hal yang Tak Ingin Diulangi

Jika ditanya apa hal yang tidak ingin diulangi, hmm.... ada banyak. Utamanya yang berkaitan dengan perasaan misalnya jatuh cinta pada dia yang telah berkali menyakiti.Urusan hati itu rumit. Berapa kali pun kita berjanji untuk tidak mengulangi, tetap saja hati yang tak terkontrol membuat tanpa sadar kita jatuh ke lubang yang sama, lagi dan lagi.

Karena yang berkaitan dengan hati dan perasaan itu terlalu berat, saya mau mencari hal ringan saja, yang kiranya memang tidak ingin saya ulangi lagi. Sesuatu yang ketika dilakukan akan menghasilkan efek jera. Saya ketik ini sambil makan mie bakso plus chicken katsu dan segelas es teh manis jumbo, namun inspirasi itu tak kunjung datang. Saya masih bingung, hal "ringan" apa yang bisa saya janjikan untuk tidak mengulanginya lagi.

Karena jika berkaitan dengan diri, tak ada hal yang pasti untuk dijanjikan. Bisa jadi, kita mengulangi kesalahan yang sama. Bisa jadi, kita mendekati sesuatu yang tidak disukai. Semuanya ada alasan. Ini bukan suatu pembelaan atau pembenaran atas apa "hal buruk" yang mungkin saja dilakukan atau terulang kembali di depan.

Janji itu berkaitan dengan usaha. Usaha untuk ditepati. Membuat janji itu susah. Membuat janji itu berat. Namun, tetap saja, harus diberanikan. Karena itu yang disebut dengan tanggung jawab. Usaha adalah bentuk tanggup jawab untuk menepati janji.

Kalau memang maksa banget saya harus menjanjikan satu hal yang tak ingin saya ulangi lagi di tulisan ini, hmmm.... 


"Saya akan berusaha untuk tidak mendendam lagi pada semua yang telah berlalu"
selama gak disenggol bacok duluan


***

Sampai jumpa di Kampus Fiksi Writing Challenge berikutnyaa~~

Thursday, January 26, 2017

Day 9 KF Writing Challenge: Surat untuk Tuhan (dan dia yang berada di sisiNya)

Tuhan,
Saya tuliskan surat ini sebagai curahatan hati, juga sebagai doa, doa umat, dan banyak umat, agar banyak yang turut mendoakan dan turut mengaminkan apa yang saya tuliskan ini.

Tuhan,
Tahun baru 2017 ini, seseorang yang begitu berharga bagi kami, seorang anak, adik, kakak, sahabat--orang terkasih di dunia ini--telah Kau panggil untuk kembali ke sisiMu.

Tuhan,
Titip dirinya agar Kau tempatkan di tempat yang terbaik di sisiMu. Kau pernah menitipkan dirinya pada kami di dunia ini. Kini, dengan segala kebaikan yang telah ia lakukan selama ini serta kemurahanMu, masukkanlah dirinya ke dalam golongan orang-orang spesial menuju surga. Terangkan dan lapangkanlah kuburnya.

*

Tuhan,
Dia yang saat ini bersamaMu adalah seorang yang baik. Jika ada yang tidak baik, itulah saya. Seorang kakak dengan kebanggaan berlebih. Seorang kakak yang bangga karena adiknya akhirnya mengikuti jejak dirinya untuk menjadi perantau saat kuliah. Menjalani hidup sendiri, mengurusi banyak hal sendiri.

Tuhan,
Seringkali saya mengajak dirinya untuk menjadi seorang yang kuat. Berkaca pada pengalaman saya sendiri, kemudian menyarankannya untuk mengambil langkah A B C untuk masa depannya. Langkah-langkah yang pasti akan banyak menyita waktu dan tenaganya. Sering juga saya mengajaknya untuk berani melakukan banyak hal. Melakukan hal-hal yang tak pernah ia lakukan sendiri sebelumnya. Karena saya saja bisa melakukannya sendiri, maka dia juga pasti bisa. Tapi, dia sering merasa malu dan takut. Jika ada saya, dia ingin saya saja yang melakukannya. Meski mengomel, pada akhirnya tetap saya yang melakukan. Tidak apa. Besok-besok, gilirannya untuk mencobanya sendiri dan berani.

Tuhan,
Saya merasa, saya sering mengajaknya untuk menjadi seseorang yang kuat. Saya kira, hal itu adalah benar untuk dilakukan.Kalau kita kuat dan memiliki banyak orang serta hubungan yang dapat menjadikan kita semakin kuat, jalan ke depan akan mulus, Itu yang saya pikirkan. Termasuk dalam hal memperkuat ketahanan fisik sendiri. Mengenai menjadi kuat ini, saya jadi bertanya-tanya lagi. Apa ada yang salah dengan konsepsi kuat itu?

Tuhan,
Apakah saya telah menyarankan hal-hal yang benar pada dirinya? Atau justru hanya menambah beban pikirannya yang mungkin saja telah penuh dengan hal-hal lain--tanpa harus saya tekankan tentang yang lain? 

*

Tuhan,
Saya tahu, sepanjang kami bersama selama hidupnya, banyak sekali hal yang saya lakukan padanya. Yang saya takutkan, hal-hal buruk saja yang terkenang di antara kami.

Tuhan,
Bagaimana ia melihat saya? Bagaimana ia menilai diri saya? Apakah ada kebaikan saya yang terkenang padanya? Di luar segala pertengkaran adik-kakak yang terjadi sepanjang kami bersama, baikkah saya padanya? Apakah saya menjadi sumber kekuatannya atau justru hanya menambah beban?

Tuhan,
Saya penasaran akan hal itu. Sangat penasaran. Namun, saya tidak akan pernah bisa mendapatkan jawabannya sekarang. Hanya Engkau dan dirinya yang damai di sisiMu yang mengetahui jawabannya.

Tuhan,
Jika pun saya tidak terkenang sebagai kebaikan, tolong baikkanlah. Maafkanlah. Ampunilah. Pada Engkau dan dirinya yang telah bersamaMu, baikkanlah.

*

Tuhan,
Saya mohon.

Wednesday, January 25, 2017

Day 8 KF Writing Challenge: Lima Fakta tentang Diri

Haloo~~

Tema tulisan kedelapan ini ya, rasanya ada banyak sekali fakta tentang diri saya yang dianggap opini oleh orang-orang. Tapi anehnya,ketika akan diketikkan seperti ini, saya bingung sendiri. Apa ya? Apa ya?

*

1. Rapuh
Siapa ya yang bilang ini? Nggak ada, ya? Yaudah, skip aja. Orang saya sekuat baja, kok. Beda keyakinan sama orang yang ditaksir aja (macam saya yakin tapi dianya nggak) itu udah hal biasa dari jaman cinta pertama *iya, agak ngenes*makanya skip!*

2. Punya kepercayaan diri yang berlebih
Sepertinya ada beberapa orang yang menganggap saya seperti ini. Padahal, saya mengatur kadar kepercayaan diri sesuai dengan porsinya kok. Lihat sikon. Syarat dan ketentuan berlaku. Kalau yang sesungguh-sungguhnya itu, saya adalah seorang yang pemalu.
Iya, pemalu.
Saya heran sama orang yang suka menampik fakta mengenai diri saya yang satu ini.

3.Ngambekan
Ini hanya sebuah pencitraan yang saya buat, percayalah. Apalagi di bahasa chattingan. Bukankah semuanya sedang sama-sama bercanda? Seperti kita bicara di dunia nyata saja, menanggapi candaan ada dengan teriakan, ngeyelan, ngambekan kecil tapi kemudian tertawa lagi, seperti itulah yang saya lakukan di aplikasi chattingan. Tapi, pencitraan itu malah dianggap sebagai ambekan nyata. Ya, jadi nyatalah ambekan itu.
Jadi, ini hoax, ya(?)

4. Gagal move on
Ini juga. Bercerita bukan berarti gagal move on, fans. Punya tipe yang tetap dari jaman dulu sampai sekarang juga bukan berarti gagal move on, gaes. Yang lalu biarlah berlalu. Ketika mengenang apa yang sudah usai, apa yang telah tiada, bukan berarti diri ini ingin kembali ke sana dan mengulangnya dengan orang yang sama. Hidup terus berjalan ke depan. Gagal, ya terus berjalan. Cari orang baru. Yang kama dan segala kenangannya itu cukup menjadi cerita. Cerita konyol, cerita bahagia, cerita yang memberi pelajaran. Yah, pokoknya cerita. Ya kan, ntan(mantan)? *digeplak*

5. Manja
Saya pernah mendengar ini dari beberapa orang. Dan saya bingung, lho saya ini manja darimana? Tunggu, definisi manja itu sendiri gimana, deh? *ngambang*

Day 7 KF Writing Challenge: Tulisan yang Dapat Menguatkan

Untuk tantangan hari ketujuh ini, saya akan menuliskan nasehat yang paling melekat dalam ingatan.


"Jangan segitunya memikrkan orang yang belum tentu memikirkan kamu segitunya juga."

*

"Belajar memaafkan diri sendiri. Hapus semua pikiran negatif." 

----