Pages

Sunday, November 13, 2016

Terngiang (Lagi)

Lagi, malam ini, ada kata-kata dia di masa lalu yang kembali terngiang.

"Kamu, Put, selalu aja terlalu mikirin orang lain. Padahal, belum tentu orang itu mikirin kamu banget seperti kamu ke mereka."

Damn.

Kejadian lagi. Dan lagi. Dan selalu.

Bahkan ketika minggu-minggu ini terlalu berat untuk dilalui karena banyak hal. Banyak hal yang justru, kesimpulannya adalah ...

"Kamu selalu perhatian pada banyak orang. Tapi kamu tidak pernah perhatian pada dirimu sendiri. Dirimu sendiri luput dari pikiranmu. Yang kamu harus tahu, itu justru menyakiti segala pihak yang kamu cap paling berharga. Semuanya."

Tolong. Tolong. Tolong.

Saturday, November 12, 2016

Sedih (2)

Salah satu akibat dari memanjakan kesedihan baru adalah munculnya ingatan sedih yang tlah lampau.

Kata-kata.

Ada untaian kalimat yang melukai hati. Atau kalimat yang bijak namun sang pelontarnya yang meremukkan hati. Atau kombinasi semuanya.

Kenapa kesedihan susah musnah?
Kalau ada alat atau apa pun yang bisa memodifikasi ingatan, semua yang membuat hati terkoyak akan kutarik keluar, hilangkan sampai tak berbekas. Kemudian akan mengisi atau mengganti kekosongan itu dengan kebahagiaan. Kesenangan. Kegembiraan.

Itu saja masih harus disematkan kata "mungkin akan" di depan bahagia, senang, gembira.

Masih mungkin.

Sedih

Lagi dalam keadaan sedih. Semakin sedih ketika ingatan yang tak menyenangkan ikut menyeruak. Tambah sedih memikirkan berbagai kemungkinan di masa depan.

Butuh lengan yang siap mendekap hangat.
Atau punggung kokoh yang siap menjadi tameng.
Atau bahu untuk menyandarkan kepala yang berat.

Kalau semuanya tak mungkin, tak masalah. Barangkali bisa menyiapkan telinga untuk mendengar. Mata untuk menyimak.

Kalau pun masih tetap tak mungkin ....

Makanya aku tak meminta hati, untuk segalanya.

Friday, November 11, 2016

Berbicara Mengenai Bahagia

Kita takkan bisa membuat semua pihak merasa puas dan bahagia dengan apapun keputusan kita. Pun cinta. Apalagi cinta.

Dua orang yang saling mencintai bersatu, bukan berarti seluruh manusia di jagat raya ini ikut berbahagia bersama mereka. Ada juga yang sedih, diam-diam atau bahkan terang-terangan terluka. Maka, demi kebahagiaan diri sendiri, butakan mata terhadap semua yang luka tersebut. Sikap yang bisa jadi menorehkan luka yang lebih dalam lagi.

Tak masalah.

Tapi ....

Lakukan dengan benar.

***

Tiba-tiba gak berminat melanjutkan tulisan ini. Biar saja.

Bicara tentang Hati yang Sakit

Akhir-akhir ini, hati lagi gak aman. Tanpa alasan yang jelas. Atau ketidakjelasan alasan itu sebenarnya terlalu jelas untuk menjadi sebuah alasan. Entahlah.

Ada beberapa lagu yang ketika didengar, hati langsung 'nyess'.
Ada beberapa nama yang ketika tiba-tiba disuarakan, hati langsung 'nyess'.
Juga ingatan yang tetiba datang walau pudar, hati langsung 'nyess'.
Jumpalitan. Mencelos. Sakit. Sesak.

Aku gak mau terjebak selalu dalam masalalu yang menyakitkan. Ingatan yang menyedihkan. Maka, selalu kubilang bahwa 'ya, semua telah termaafkan'.

Yang bukan berarti terlupakan, itu masalahnya.

Karena sakitnya tetap terasa. Ilfeel, hilang rasa yang bukan berarti lepas peduli sama sekali. Buruknya di sini.

Oke, ini terlalu random. Terlalu tidak jelas.

Hei, hati. Kamu sakit, tapi kamu selalu membuat koneksi dengan segala sumber kesakitanmu itu. Apa sih maumu?