Pages

Friday, October 26, 2012

Kadang aku sering membayangkan
Kepada siapa saja yang saat ini bersikap seperti tidak saling mengenali lagi
Ingin rasanya mengajaknya berjabat tangan dan berkata,
"Hai, apa kabar? Namaku Putri. Salam kenal, yaa.. Semoga kita bisa berteman baik!"
Dan kita akan saling menjaga hubungan baik
Saling mengenal dengan bahkan lebih baik lagi
Itu harapanku, selalu menjadi angan-anganku:')

Tuesday, October 9, 2012

Sudah besar. Sudah dewasa. Sudah berlalu terlalu lama. Jadi, sudah tidak pantas lagi untuk menyebutkan merk. Sudah tidak boleh, apalagi merk yang tidak pernah menjadi milikmu. Baiknya disimpan saja dalam kenangan, masukkan dalam kotak dan letakkan di sudut hati terdalam dan terkelam. Bungkus rapi, sudah tidak boleh dibuka lagi. Dia hanya cinta masa kecilmu. Jika dia jodohmu, dia pasti akan datang kepadamu tanpa kamu harus berusaha demikian keras menarik perhatiannya. Sejak kalian kecil dulu memang selalu begitu, bukan? Dia susah digapai, tak pernah bisa digapai. Berharap saja semoga tak lama lagi, dia yang akan berusaha menggapaimu, Put :-)

Thursday, October 4, 2012

Syukur

Ya Allah, Tuhanku yang Maha Agung
Terima kasih karena telah memberikan banyak nikmat lebih pada hamba-Mu yang banyak kurangnya ini
Terima kasih, karena Engkau telah memberikanku pelajaran berharga dalam hidup lewat banyak hal
Masalah-masalah yang pernah datang dalam kehidupan hamba, meskipun pernah sangat menyakitkan
Semakin kesini, hamba semakin sadar bahwa itu adalah cara-Mu mendidik hamba-Mu yang satu ini
Yang semoga saja bisa lebih mendewasakan hamba dalam membuat pilihan
Yang semoga saja bisa membuat hamba lebih bijak dalam berpikir dan menjalani kehidupan
Yang seharusnya bisa membuat hamba lebih dekat dengan-Mu
Untuk memohon ampun dan memohon perlindungan, dukungan, bimbingan-Mu selalu

Ya Allah, Tuhanku yang Maha Pemurah
Terima kasih karena telah memberikan hamba banyak anugerah
Baik yang wujudnya terlihat maupun tidak, namun manfaatnya tetap terasa
Maafkan hamba yang sering tidak bersyukur atas suatu hal
Namun Engkau selalu memberikan hamba nikmat yang lebih banyak daripada  yang tidak hamba syukuri
Mungkin dalam pandangan hamba, Engkau begitu banyak memisahkan jarak hamba dengan orang-orang yang hamba cintai
Padahal seharusnya hamba bersyukur karena masih mengetahui kabar mereka walau mereka jauh
Walau banyak sekali di antara mereka yang justru dulunya sangat akrab dengan hamba, kemana-mana selalu bersama, tapi sekarang entah bagaimana kabarnya karena komunikasi terputus
Tapi, hamba bersyukur karena masih ada teman yang lain yang bisa mengisi kekosongan posisi mereka
Yang bisa memberikan hamba nasihat dan dukungan
Baik itu orang-orang yang saat ini keberadaan nyata di samping hamba, maupun yang hanya bertemu lewat untaian kata saja
Hamba harusnya sangat bersyukur dengan segala yang terjadi dalam hidup hamba ini
Karena semua skenario-Mu sangat indah, pasti indah

Ya Allah, Tuhan yang Maha Mendengarkan
Ampuni hamba-Mu yang masih ceroboh, masih lalai dalam menjalankan perintah-Mu
Jangan tinggalkan hamba, Ya Allah..
Selalu bimbinglah hamba menuju jalan-Mu
Dan selalu buat hamba untuk lebih mensyukuri segala yang Engkau berikan pada hamba
Dan meyakinkan bahwa semua yang terjadi, pahit-buruknya, apapun itu..
Semua akan indah pada waktunya :)

Tuesday, October 2, 2012

"Radio Galau FM" : Seperti Hidup Saya yang Difilmkan dengan Sempurna






"Entah mana yang lebih sakit: kehilangan kamu atau digantungin terus sama kamu." (Velin)

“Sebelum ada kamu, hidup aku gelap. Tapi semenjak ada kamu, hidup aku berwarna. Dan aku nggak mau hidup aku gelap lagi.” (Velin)

“Apa aku segitu nggak pentingnya buat kamu? Apa aku cuma figuran yang numpang lewat gitu aja?” (Velin)


"Aku udah berusaha untuk perbaiki hubungan kita. Tapi percuma aku mati-matian kalo kamu inginnya terlepas." (Velin)



(By the way, postingan ini ga bermaksud untuk galau atau sejenisnya. Biasa aja, sih... Hanya ingin share pengalaman yang kebetulan "difilmkan". Selebihnya, tidak ada pengaruh kepada hati selain mengalami penerimaan yang sangat.... lapang. Karena sudah terlalu lama terlepas, dan sudah lama mengucapkan selamat tinggal serta terima kasih untuk semuanya. Gak galau lagi, dong yaaa...)

_____________________________

Oke, menonton film ini seperti menonton kisah hidup sendiri. Saya emang gak pernah tau dari sisi mantan seperti apa, dan akhirnya saya tau lewat film ini. Kurang lebih mungkin sikap mantan seperti itu, perasaannya seperti itu, rasa sayangnya pun di akhir-akhir juga seperti itu.

Melihat Velin (Natasha Rizki) seperti melihat diri saya sendiri. Bukan kecantikannya, toh saya jauh dari cantik. SIfatnya Velin itu kurang lebih sama seperti saya. Saya pernah menjadi pribadi yang ketika sudah memilikinya, saya ingin dia seutuhnya siap 24 jam untuk saya. Saya suka ngambek kalo mantan lebih perhatian dengan permainan di komputernya, lebih senang bermalam-mingguan dengan teman-temannya, dibandingkan untuk menghabiskan waktu dengan saya. Kondisi kami memang LDR, dan seharusnya justru karna LDR makanya kami harus sering menjaga komunikasi serta memanfaatkan setiap detik waktu yang ada untuk menikmati "kebersamaan".

Kasian saya, kasian juga Velin, ternyata mantan saya, dan juga Bara (Dimas Anggara) tidak menyukai sikap cewek yang seperti itu. Justru mereka merasa jengah dengan segala perhatian yang berlebihan, sikap manja yang keterlaluan, dan ujung-ujungnya... mereka memilih untuk perlahan menjauh. Tidak menanggapi apapun yang diutarakan pacarnya, tidak menggubris telpon sms lalala, benar-benar cuek dan tidak peduli lagi pada ceweknya. Sakit?

Andai lelaki tau bahwa bukan itu yang diperlukan oleh wanita. Kalian, wahai lelaki, bisa mengajak kami berbicara dengan baik-baik, tanpa membentak, namun tetap tegas, dan utarakanlah isi hati kalian. Kami mau berubah, kok, kami bisa berubah. Asal kalian memberi kami kesempatan.

Yang sayangnya, kesempatan itu tidak diberikan oleh Bara dan mantan saya, kepada kami.

Sekuat apapun kami mencoba merubah, hati mereka telah mengeras. Sudah membulatkan keputusan untuk pergi menjauh, daripada semakin merasa sakit hati. Lantas, apalagi yang bisa dilakukan oleh cewek-cewek seperti kami selain merelakan kalian pergi, wahai lelaki yang (pernah) dicintai dengan segenap rasa? 

Saya senang karna film ini memperlihatkan sudut pandang tidak hanya dari satu sisi, entah itu sisi pria saja atau sisi wanita saja, tapi dari keduanya. Sehingga penonton bisa mengetahui isi hati Bara, dan juga melihat Velin dengan penderiaan batinnya. Film ini juga dikemas dengan cara yang sangat santai, terkesan sangat masakini, dan tidak kaku. Sangat direkomendasikan kepada pasangan-pasangan yang mulai mengalami kejenuhan untuk menontonnya, dengan harapan setelah nonton mereka bisa saling introspeksi diri dan meng-upgrade hubungannya.

Pesan pribadi dari saya: tolong, jangan ada lagi yang mengalami apa yang telah kami (saya, mantan, Velin dan Bara) alami. Ciptakan saling pengertian antara kalian. Dengan begitu, saya doakan hubungan kalian sukses selama-lamanya. :-)



"Pacaran itu kan harusnya saling ngertiin dan saling kompromi." (Edo)

Monday, October 1, 2012

Hati Yang Memilih

Dari awal, semua ini adalah persoalan hati. Segala keputusan yang saya ambil adalah murni persoalan hati. Termasuk masalah loyalitas.

Dari awal, hati saya telah memilih. Jauh sebelum saya jatuh hati pada jurusan yang saya pilih dan segala hal di dalamnya; pertemanannya, himpunannya, mata kuliahnya, dosen-dosennya, prestasinya, segalanya. Hati saya telah mencintai satu hal.

Satu hal yang dulunya masih sangat abstrak, namun mulai menjadi nyata saat saya menemukannya. Setelah mencari tempat berlabuh sekian lamanya, setelah melalui berbagai kenangan yang tidak mengenakkan yang berhubungan dengan hal tersebut, akhirnya saya tiba di tempat tersebut, yang secara ajaib saya temukan saat Student Day saat berjalan sendirian di tengah keramaian.

Saya langsung mendaftar, tanpa ragu. Justru keinginan orang tua saya agar saya mengambil UKM yang berhubungan dengan kemampuan berbahasa, saya tinggalkan. Saya telah mengorbankan banyak hal untuk berjuang menjadi bagian keluarga dari kemegahan namanya, dan ketika akhirnya saya berhasil... Saya senang.

Ya, saya sangaaaaat senang. Walau pada saat itu, yang ada di pikiran saya hanyalah bagaimana untuk menjadi seorang MC yang baik dan benar, menjadi seorang public speaker yang handal... Nyatanya saya mendapatkan lebih dari itu. Saya diajarkan mengenai kedisiplinan (salahkan diri saya pribadi yang bebal jika hingga saat ini belum bisa berdisiplin sesuai yang ditanamkan oleh organisasi), saya diajarkan mengenai detail, bagaimana meng-arrange suatu acara yang baik, diajarkan mengenai birokrasi, teknik me-lobby, dan masih banyak lagi. Saya banyak berhutang budi pada organisasi tersebut, dan saya telah jatuh cinta padanya. Ya, masalah pilihan berorganisasi ini termasuk dalam persoalan hati.

Namun, karna saya takut salah jatuh cinta, maka saya akhirnya nekat mencoba hal yang lain. Saya mencoba membuat hati untuk ikhlas menjalani yang organisasi selain yang itu. Suatu himpunan yang seharusnya saya gapai paling awal dan harusnya saya rasakan penyesalan yang teramat dalam saat melepasnya.

Pada akhirnya, hati saya telah menetapkan pilihannya dengan tidak memberikan pilihan yang lain. Ditambah beberapa kejadian tidak mengenakkan yang sempat membat saya terjatuh, membuat saya goyah untuk mencintai himpunan tersebut, organisasi yang saya cintai dari awal justru menggenggam saya semakin erat. Cengkramannya kuat, bujuk rayunya dahsyat. Sehingga, walau ada masanya saya mengalami kejenuhan hebat menjalani segala tuntutan organisasi tersebut, pada akhirnya hati saya akan melunak dan bersedia untuk kembali kesana.

Hal yang sangat bertolak belakang dengan yang terjadi di himpunan. Saya telah mengalami jatuh bangun, telah mencoba berjuang, mencoba merajut mimpi indah, mencoba memperbaiki apa yang menurut saya terlanjur parah, namun... Tidak membuahkan hasil. Entah karena hati saya memang tidak pernah benar-benar ikhlas memilihnya, menjalaninya, atau karna saya sudah terlalu cinta pada selain himpunan. Puncaknya, ketika saya harus memilih satu di antara mereka... Saya galau.

Benar, saya sangat galau. Rasanya mana mungkin bisa melepaskan salah satu atau bahkan keduanya, terlebih karna salah satunya telah menjadi bagian hidup saya. Yang saya sanatsangatsangat tidak habis pikir, kenapa himpunan tidak dapat memikat saya seperti yang dilakukan oleh si organisasi? Mengapa chemistry nya tidak mengena sama sekali jika menyangkut tentang himpunan? Mungkin lingkungan kerjanya yang tidak nyaman, sumber daya manusia nya yang memiliki watak keras, atau ada alasan lain. Mungkin juga karna begitu banyak perlakuan tidak menyenangkan yang saya terima dari rekan-rekan di himpunan. Atau mungkin karna hati dan pikiran saya telah terpaku pada sang organisasiyang maha sempurna, sehingga ketika saya memasuki "tempat" lain, kenyamannya dan pelayanannya akan jauh berbeda dengan organisasi saya tercinta.

Maka... Saya putuskanlah untuk keluar dari himpunan tersebut. Biarkan mereka berpikir, mereka sadar, mereka bangkit kepercayaan dirinya untuk membawa himpunan ke arah yang lebih baik.

Sementara itu, biarkan saya sibuk membenahi cinta saya ynag sedang tergoyah. Organisasi yang saya cintai sedang menghadapi kemelut yang sangat serius. Bagaimanapun caranya, saya yakin. Jika kami bersama, kami hadapi dan tanggulangi masalah ini bersama... Masalah pelik ini pasti akan cepat selesai. Sangat cepat. Sehingga, predikat terkompak dan terbaik tetap dipegang oleh kami.

Saya katakan, sejak awal ini adalah persoalan hati. Dan jauhjauhjauuh sebelumnya, hati saya telah memilih...
Putri Utami Rahmania, Protokoler (Protocol Officer)
KORPS PROTOKOLER MAHASISWA UNIVERISTAS PADJADJARAN