Pages

Tuesday, February 26, 2013

Jika Saya Menjadi Warga Desa Mulyasari


Tulisan yang kurang lebih terdiri dari 600 kata ini merupakan tugas individu yang harus dikerjakan dalam rangka penilaian Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa. Desa yang telah saya tinggali selama sebulan penuh bernama Desa Mulyasari. Selamat membaca :)



NAMA                       : PUTRI UTAMI RAHMANIA
NPM                           : 210210100049     
FAKULTAS               : ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI : ILMU INFORMASI  DAN PERPUSTAKAAN


JIKA SAYA MENJADI WARGA DESA MULYASARI

Jika saya menjadi warga Desa Mulyasari, saya akan sangat senang sekali. Mengapa? Karena Desa Mulyasari memiliki tanah yang subur, seakan apa yang ditanam akan tumbuh dengan baik. Favorit saya adalah karena di sepanjang Desa terdapat pohon rambutan yang berbuah ranum, berwarna menarik, dan rasanya manis. Jika saya warga Mulyasari, saya akan membuat sebuah tempat penampungan rambutan Mulyasari, kemudian dijual ke pasaran dengan memasang nama Mulyasari dalam setiap kemasannya. Tempat penampungan tersebut tak hanya dari kebun rambutan yang saya miliki, tapi juga milik warga yang ingin bergabung dengan usaha saya. Nanti jika menuai keuntungan, hasilnya akan dibagikan dengan seadil-adilnya sehingga dapat menyejaterahkan semua pihak.
Jika saya menjadi warga Desa Mulyasari, saya akan mensyukuri setiap detail pemandangan yang saya lihat disana. Aliran sungainya, pematang sawah yang terhampar sangat luas dengan bulir padinya yang mulai menguning. Sepertinya saya juga ingin menjadi petani, seperti warga lainnya. Menjadi petani sudah pasti menguntungkan. Kalaupun pada akhirnya tidak bisa menghasilkan uang, setidaknya ada kepuasan tersendiri dengan memakan beras hasil panen di tanah sendiri. Ditambah dengan beternak ikan mas atau belut di sela-sela sawah, membuat balong untuk menanam bayam, dan sepetak kandang ayam, saya sudah bisa menghidupi keluarga saya dengan makanan yang sehat, bergizi, serta dari hasil usaha sendiri.
Jika saya menjadi warga Desa Mulyasari, saya akan mengajak warga lainnya untuk lebih peduli pada kesehatan. Pada air yang mengalir di setiap rumahnya; bagaimana menjaganya supaya jernih dan tidak berbau. Pada pola pembuatan tempat pembuangan limbah kamar mandi agar jangan sampai meluap. Pada kebersihan rumah dan selokan agar tidak terjadi banjir dan bau tidak sedap akibat tumpukan sampah. Juga pada gizi warganya; asupan gizi seperti apa yang tepat untuk ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, hingga orang tua. Semuanya penting untuk diperhatikan. Karena, jika diri sudah sehat, mencari rezeki pun akan lebih bersemangat dan hasilnya akan lebih maksimal.
Jika saya menjadi warga Desa Mulyasari, ingin sekali rasanya saya membangkitkan semangat mereka. Semangat dalam belajar dan bekerja. Ingin rasanya membuka mata mereka, bahwa masih banyak mata pencaharian lain yang tersedia di seluruh penjuru bumi ini selain menjadi petani, peternak, dan guru ngaji. Ingin sekali rasanya menepuk bahu mereka satu-persatu dan mengatakan bahwa menjadi orang-orang yang mereka kagumi di televisi, di koran, di majalah, di radio, itu semua bukan hanya sekedar mimpi. Asalkan mereka mau tekun belajar, banyak mencari tahu, haus akan ilmu pengetahuan, penasaran dengan hal-hal baru, semuanya dapat diraih. Hingga mimpi tak hanya menjadi sekedar bunga tidur saja.
Saya ingat, saat saya berkunjung ke sekolah-sekolah di Desa Mulyasari untuk memberikan mereka motivasi pendidikan. Saat itu, saya meminta mereka untuk menuliskan cita-citanya masing-masing. Walau kebanyakan ingin menjadi guru dan ustadz, namun ada pula yang memiliki cita-cita mulia seperti menjadi dokter, menjadi tentara, polisi, atlet, pramugari. Maka, yang generasi muda ini perlukan adalah motivasi dan membangkitna kepercayaan diri mereka sendiri agar bisa sukses meraih cita-cita, hingga akhirnya dapat menjadi seseorang yang dibanggakan serta berguna bagi Desa Mulyasari.
Jika saya menjadi warga Desa Mulyasari, saya ingin mendirikan sebuah taman baca bagi anak-anak kecilnya. Agar mereka bisa bebas berimajinasi sesuai dengan usia mereka, namun tetap mendapatkan bekal pengetahuan yang cukup mengenai kehidupan, disamping bekal dari pengalaman dan bangku sekolah. Inginnya juga ada pojok dongeng, dimana saya sendiri membacakan dongeng tersebut epada mereka. Demi melihat senyum anak-anak polos itu, saya ingin melakukannya.
Jika saya menjadi warga Desa Mulyasari, saya ingin terus menjaga keharmonisan kehidupan beragama yang terjadi disini, dengan pengajian rutinnya di tiap-tiap RT. Memang, semaju apapun kehidupan duniawi, harus tetap diimbangi dengan kemajuan pada hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Karena, seberapa banyakpun hal yang ingin dicapai, jika tanpa restu dan izin dari Allah SWT, semuanya hanya sekedar kemauan belaka.