Pages

Monday, October 1, 2012

Hati Yang Memilih

Dari awal, semua ini adalah persoalan hati. Segala keputusan yang saya ambil adalah murni persoalan hati. Termasuk masalah loyalitas.

Dari awal, hati saya telah memilih. Jauh sebelum saya jatuh hati pada jurusan yang saya pilih dan segala hal di dalamnya; pertemanannya, himpunannya, mata kuliahnya, dosen-dosennya, prestasinya, segalanya. Hati saya telah mencintai satu hal.

Satu hal yang dulunya masih sangat abstrak, namun mulai menjadi nyata saat saya menemukannya. Setelah mencari tempat berlabuh sekian lamanya, setelah melalui berbagai kenangan yang tidak mengenakkan yang berhubungan dengan hal tersebut, akhirnya saya tiba di tempat tersebut, yang secara ajaib saya temukan saat Student Day saat berjalan sendirian di tengah keramaian.

Saya langsung mendaftar, tanpa ragu. Justru keinginan orang tua saya agar saya mengambil UKM yang berhubungan dengan kemampuan berbahasa, saya tinggalkan. Saya telah mengorbankan banyak hal untuk berjuang menjadi bagian keluarga dari kemegahan namanya, dan ketika akhirnya saya berhasil... Saya senang.

Ya, saya sangaaaaat senang. Walau pada saat itu, yang ada di pikiran saya hanyalah bagaimana untuk menjadi seorang MC yang baik dan benar, menjadi seorang public speaker yang handal... Nyatanya saya mendapatkan lebih dari itu. Saya diajarkan mengenai kedisiplinan (salahkan diri saya pribadi yang bebal jika hingga saat ini belum bisa berdisiplin sesuai yang ditanamkan oleh organisasi), saya diajarkan mengenai detail, bagaimana meng-arrange suatu acara yang baik, diajarkan mengenai birokrasi, teknik me-lobby, dan masih banyak lagi. Saya banyak berhutang budi pada organisasi tersebut, dan saya telah jatuh cinta padanya. Ya, masalah pilihan berorganisasi ini termasuk dalam persoalan hati.

Namun, karna saya takut salah jatuh cinta, maka saya akhirnya nekat mencoba hal yang lain. Saya mencoba membuat hati untuk ikhlas menjalani yang organisasi selain yang itu. Suatu himpunan yang seharusnya saya gapai paling awal dan harusnya saya rasakan penyesalan yang teramat dalam saat melepasnya.

Pada akhirnya, hati saya telah menetapkan pilihannya dengan tidak memberikan pilihan yang lain. Ditambah beberapa kejadian tidak mengenakkan yang sempat membat saya terjatuh, membuat saya goyah untuk mencintai himpunan tersebut, organisasi yang saya cintai dari awal justru menggenggam saya semakin erat. Cengkramannya kuat, bujuk rayunya dahsyat. Sehingga, walau ada masanya saya mengalami kejenuhan hebat menjalani segala tuntutan organisasi tersebut, pada akhirnya hati saya akan melunak dan bersedia untuk kembali kesana.

Hal yang sangat bertolak belakang dengan yang terjadi di himpunan. Saya telah mengalami jatuh bangun, telah mencoba berjuang, mencoba merajut mimpi indah, mencoba memperbaiki apa yang menurut saya terlanjur parah, namun... Tidak membuahkan hasil. Entah karena hati saya memang tidak pernah benar-benar ikhlas memilihnya, menjalaninya, atau karna saya sudah terlalu cinta pada selain himpunan. Puncaknya, ketika saya harus memilih satu di antara mereka... Saya galau.

Benar, saya sangat galau. Rasanya mana mungkin bisa melepaskan salah satu atau bahkan keduanya, terlebih karna salah satunya telah menjadi bagian hidup saya. Yang saya sanatsangatsangat tidak habis pikir, kenapa himpunan tidak dapat memikat saya seperti yang dilakukan oleh si organisasi? Mengapa chemistry nya tidak mengena sama sekali jika menyangkut tentang himpunan? Mungkin lingkungan kerjanya yang tidak nyaman, sumber daya manusia nya yang memiliki watak keras, atau ada alasan lain. Mungkin juga karna begitu banyak perlakuan tidak menyenangkan yang saya terima dari rekan-rekan di himpunan. Atau mungkin karna hati dan pikiran saya telah terpaku pada sang organisasiyang maha sempurna, sehingga ketika saya memasuki "tempat" lain, kenyamannya dan pelayanannya akan jauh berbeda dengan organisasi saya tercinta.

Maka... Saya putuskanlah untuk keluar dari himpunan tersebut. Biarkan mereka berpikir, mereka sadar, mereka bangkit kepercayaan dirinya untuk membawa himpunan ke arah yang lebih baik.

Sementara itu, biarkan saya sibuk membenahi cinta saya ynag sedang tergoyah. Organisasi yang saya cintai sedang menghadapi kemelut yang sangat serius. Bagaimanapun caranya, saya yakin. Jika kami bersama, kami hadapi dan tanggulangi masalah ini bersama... Masalah pelik ini pasti akan cepat selesai. Sangat cepat. Sehingga, predikat terkompak dan terbaik tetap dipegang oleh kami.

Saya katakan, sejak awal ini adalah persoalan hati. Dan jauhjauhjauuh sebelumnya, hati saya telah memilih...
Putri Utami Rahmania, Protokoler (Protocol Officer)
KORPS PROTOKOLER MAHASISWA UNIVERISTAS PADJADJARAN

No comments: